Salam Pendidikan,
Aksi demo tanggal 29 April di Kementerian PANRB, yang
dipimpin oleh Syarifah Efiana, SPd mulai menimbulkan “Efek Negatif” terhadap
perjuangan seluruh GB DKI menjadi PNS.
Pada awalnya Kementerian PANRB sudah menyatakan bersedia
memberikan kursi PNS untuk seluruh GB DKI (Pernyataan Menpan tanggal 26
Februari 2014), dan rencananya Kementerian PANRB akan “Menitipkan GB DKI” pada
salah satu PP terbaru, dari 12 PP yang sedang digodok sebagai turunan dari UU
ASN, dan kebijakan lain untuk penyelesaian persoalan pengangkatan tenaga
honorer menjadi PNS.
PP tersebut akan disahkan sebelum Pilpres 9 Juli, itu
sebabnya Menpan menyatakan GB DKI akan mulai diproses pada bulan Juli. Artinya
jika GB DKI “Dititipkan” pada salah satu PP tersebut, maka GB DKI akan mulai
diproses menjadi CPNS setelah pelaksanaan Pilpres.
Indikasi “Kejengkelan Menpan” terhadap pelaksanaan aksi demo
29 April adalah sebagai berikut ;
1.
Menpan menyatakan GB DKI harus berfikir “Realistis”.
2.
Menpan menginisiasi terbitnya SKB Tiga Menteri.
Dari dua hal diatas sangat terlihat bahwa Menpan mulai Jengkel, dan
mulai “Lempar Bola” tentang penyelesaian pengangkatan GB DKI menjadi PNS, sebab
Menpan lebih mudah menitipkan GB pada PP terbaru daripada menerbitkan SKB Tiga
Menteri, yang harus berkoordinasi dengan Mendikbud dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Tahun ini adalah tahun politik dan masa jabatan Menteri
tinggal beberapa bulan, itulah beberapa hal yang menyulitkan terbitnya SKB Tiga
Menteri. Apa Mendagri setuju???
Gubernur Jokowi Bertemu Dengan Pengurus PB PGRI
Untuk menepis adanya “ISSU” jika Jokowi Presiden ; Jokowi
akan menghapus Tunjangan Sertifikasi Guru karena membuat boros anggaran Negara.
Pagi ini (Jumat,23 April), Gubernur Jokowi didampingi Kepala
Dinas Pendidikan DKI Bapak Lasro Marbun berkunjung ke kantor PB PGRI di daerah
Tanah Abang. Bapak Jokowi diterima oleh Ketua PB PGRI Bapak Sulistiyo yang juga
merupakan anggota DPD RI.
Dihadapan media Jokowi menyatakan “Pendidikan merupakan
tempat untuk merevolusi mental
masyarakat Indonesia, didalamnya ada unsur guru dan itu harus diperhatikan termasuk
kesejateraannya harus ditambah”.
Tim pemenangan Capres Jokowi sudah merencanakan akan
membentuk “Relawan Guru”, dan itulah yang dimanfaatkan oleh Syarifa Efiana, SPd
atau yang lebih populer dengan julukan “Bunda Efi”. Bunda Efi mengundang Jokowi tanggal 20 Mei pada acara deklarasi “Relawan GB DKI Sahabat Jokowi”.
Dari situlah terlihat bahwa Syarifa EFiana, SPd tidak
mengerti peraturan, tidak mengerti situasi dan hanya mementingkan “Kepentingan
Sendiri”. Dulu didemo, sekarang membentuk relawan itulah namanya “Berpolitik”.
Model berjuangnya “Grasak-Grusuk”, akibatnya Menpan mulai “Jengkel” dan itu sangat mengganggu penyelesaian persoalan GB DKI,
sebab “Gerbong Politik Menpan” berbeda dengan “Gerbong Politik Jokowi”.
Dalam berjuang “Diam Berarti Berhianat”; Kenapa GB DKI masih
diam ???